Senin, 16 Mei 2011

Semua Bisa Berpartisipasi!

Semua orang dari kalangan mana pun, bahasa mana pun, agama apapun, dapat mengirimkan puisi karya sendiri sekali lagi karya sendiri ke:
via Facebook: http://www.facebook.com/profile.php?id=100000718205564
via e-mail: sastrasaya@yahoo.com
via Twitter: @VarhanDsT
Terima kasih,
Bagi 5 orang yang terbanyak mendapat dukungan atas juri, maka akan mendapatkan "penghargaan" serta "hadiah"
Salam
Forum Lingkar Pena

!!!.WAKIL RAKYAT.!!!

Hey! Para wakil rakyat!
Aku hanya membuatmu ingat.
Ingat pada janjimu yang sesaat.
Bukan musuh yang kucari kudapat.

Apakah kau masih ingat.
Saat pidato penuh semangat.
Berlomba janji paling hebat seluruh jagat.
Namun sekarang apa yang kau buat.

Apa kau tau arti dari 'wakil rakyat'.
Atau memang tidak tau apa inti dari kalimat.
Kalian menanggung tugas yang berat.
Stop Jangan terperangkap jalan sesat.

Ingatlah kalian wakil kami.
Kalian bertanggung jawab atas generasi.
Bukan tugasmu keliling luar negri.
Tugasmu melihat apa yang terjadi pada negri ini.

Kelaparan disana sini.
Kemiskinan tak terpungkiri.
Kejahatan kriminal kerap terjadi.
Masalah pendidikan satu lagi. 

Namun kau diam ditempat.
Tak berfikir tak berbuat.
Apa itu ciri pejabat.
Pejabat yang lupa janji pada rakyat.


Mahasiswa demo sana sini.
Mereka menyampaikan apresiasi. 
Marah karena mereka generasi.
Apa ini yang namanya negara demokrasi.

Sungguh luar biasa tabiat manusia.
Kita diciptakan lengkap dengan akal pikiran seadanya.
Namun mengapa kau ikut pada nafsu dunia.
Bagaikan hewan mencari buruannya.

Kami menginkan revolusi.
Revolusi moral negri.
Revolusi jati diri dan tahu diri.
Akankah terwujud atau hanya mimpi.

Ingatlah dunia hanya sesaat.
Jangan kau tersesat.
Masih ada kehidupan akhirat.
Jangan bejat jangan maksiat.

Kami rakyat melihat media.
Yang sebenarnya kalian bersandiwara dibelakangnya.
Bekerja sama membuat suatu cerita.
Kelak kalian terbakar di neraka!

Kami generasi bangsa.
Menginkan negara sejahtera.
Indah makmur bahagia.
Damai aman tenang sepanjang masa.

Negara kita berpotensi tinggi.
Kekayaan alam maupun anak negri yang genius.
Tapi kau tak mau dikemgembangi.
Hanya harta di perebutkan dengan rakus.

Negri ini masih belum berdiri.
Karena masih banyak yang harus diperbaharui.
Jangan sibuk harta pribadi.
Kelak tak akan dibawa mati.

Namun ini baru sedikit sekali.
Ini hanya sebutir nasi yang kami ketahui.
Dari sepiring nasi yang masih tersembunyi.
Kelak tuhan akan menghakimi.

"AKU"

by: Farhan.







Aku bukan anak catur.
Aku ialah si anak gembala.
Aku tak bisa diatur.
Aku ingin merdeka.

Aku anak yang jalang.
Itu kata mereka orang yang terbelakang.
Tak satupun kata mereka kupegang kukekang.
Kulepaskan sejauh mata memandang.

Aku juga manusia normal.
Bukan tikus bukan kadal.
Aku yang menginginkan revolusi moral.
Dari normal ke maksimal.

Namun tak satupun menganggapku.
Aku bagaikan angin lalu.
Kucoba mencari jalanku.
Kucoba mencari dimana aku.

Lalu kucoba mencari teman.
Teman sepersetujuan.
Yang akhirnya aku dipermainkan.
Dipermainkan waktu yang menghitung bulan.

Kucoba menatap awan.
Hanya tersenyum menawan.
Tapi sungguh jawaban yang mengecewakan.
Tak ada teman tak ada jawaban.

Sungguh aku ingin pergi.
Mencari tempak berpijak untuk kaki.
Agar aku bisa berlari.
Berlari menembus tembok tradisi.

Namun apa daya.
Aku hanya manusia biasa.
Tak berkepala dua atau bermata lima.
Setelah kuberusaha ku berpasrah diri padanya.

Air Mata Juga Milik Tuhan

by: Farhan






Mataku berubah menjadi awan.
Membawa berintik putik air.
Menunggu kapan diterjunkan.
Menunggu saatnya mengkristal bagai safir.


Kristal yang turun dari dua sisi.
Saling bersisian kanan dan kiri.
Membuat air terjun penuh rasa benci.
Air terjun yang meluapkan emosi.


Perang disana sini.
Membuat air terjun makin diminati.
Perang yang membiarkan jiwa mati.
Menyisakan kepedihan generasi yang ditinggali.


Air terjun semakin menjadi.
Saat dimana banyak yang direndahi dan dirajai.
Saat dimana banyak yang ditinggal pergi.
Saat dimana banyak yang tersakiti.


Air terjun bukanlah bentuk kepedihan.
Air terjun lambang kebahaiaan.
Simbol kebanggaan.
Hiasan bagi derap tawa yang berlebihan.


Meski kepedihan atau kebahagiaan.
Semua bentuk air terjun ialah tautan.
Tautan dalam buku harian.
Buku harian Tuhan.

NOSTALGIA

By:Farhan.




Memori yang kusam termakan waktu.
Membawa kembali sanubari hidupku.
Saat semangat bertiup merdu.
Saatku berperang dengan waktu.



Dihening saat malam menjelang.
Otakku menerawang.
Terang.
Nostalgia terambang.



Didinding saat malam datang.
Pikiranku melayang.
Karang yang dulu teguh menantang.
Kini hancur menghilang.



Karang lebur tertelan ombak kasar.
Lenyap senyap dalam lautan.
Bagai imanku yang dulu tegar.
Kini hancur dalam sesat kehidupan.



Aku sungguh ingin kembali.
Ke masa kecilku dulu.
Betul betul kembali.
Bersih suci seperti dulu.